Saturday, April 28

pautan RINDU buat tercinta...







ya Rahman...
seandainya bisa ku bau setiap detik dosa hitamku...
kemana hilang dosa itu dan kemana pergi berlalu pahala itu...
tidak lekang untukku mengucap kalimah ampun...
keranaku belum tahu kapan tiba ajalku...

Alhamdulillah...
Allah masih memberiku peluang untukku bertemu keluarga tercinta...
memberiku peluang meminta ampun dari keduanya...
mencari keredhaan Allah yang terletak pada mereka insan yang ku cinta...
apabila seorang ibu meghembuskan nafas terakhirnya,
maka hilanglah sudah satu keberkatan dari Allah terhadap kita
iaitu doa seorang ibu terhadap anaknya...

ku rungkaikan hati yang lara sejenak...
lara duniawi yang tiada nilai abadi...
meraba-raba ditangkis kegelapan yang aku kira belum pasti aku temui...
menemui sebuah tujuan hidup...
khalifah, hamba, dan tanggungjawabku sebagai anak...
sebagai pelajar...
sebagai kakak...
sebagai sahabat...
sebagai ibu...
sebagai hamba yang bakal dihisab...

ibuku gembira akan kepulanganku...
ada raut rindu yang yang mencengkam diwajahnya...
ada pautan kasih yang tidak ternilai...
ada cinta dimatanya...
terima kasih untuk sebuah kasih itu...

aku menduga kembali rasa ini...
ku cabar perasaan kasih ini...
mungkinkah silap percaturan?
aku tidak mahu mencintai hanya untuk separuh jalan...
aku kembalikan hati ini ke palingan Rabbuna...
yang lebih mengetahui...
yang lebih agung...
dalam kesamaran yang kucari adakah benar dan adakah hanya mainan minda...
akal yang berimaginasi untuk masa hadapan akan datang...

ku luahkan pada ibu...
tiada respon negatif darinya...
mungkinkah semudah itu??
semudah gambaran senyumannya yang tidak pernah lekang...
mungkin hatinya resah, gembira, takut...
yang bercampur manjadi satu rasa yang sukar untukku gambarkan...
itulah ibuku...
tidak pernah sekali menghampakan anaknya...
hanya anak-anaknya yang kerap menghancurkan harapan beliau...

belum lagi aku bicara kepada si ayah...
diam yang berfikir panjang terlalu jauh...
jenuhku menunggu...
mungkin aku belum bersedia bersemuka dengannya...
garang si abah garang lagi ibu tercintaku...
abahku terlalu pendiam...
samalah sepertiku...

andai itu percaturan yang terbaik buatku...
aku redha ya Rabbi...
andai itu bukan milikku...
aku juga redha ya Wahhab...
andai itu yang selalu dekat dan bermain di hatiku...
aku redha dalam payungan kasihmu ya Rahim...
hanya cinta atas namamu ya Khaliq...







Tuesday, April 24

Arts Is My Soul...




maafkan aku...
maafkan andai tersalah anggap diri yang hina ini...
tersalah bicara...
tersalah laku...
tersalah perhatian...




aku punya kehidupan yang aku rasakan belum mencapai misi matlamatnya...
bukan aku suka-suka menulis...
menulis yang menjadi jiwaku...
menjadi penemanku...
menjadi sebahagian dari hidupku...
bagaimana bentuk nukilan itu aku sahaja yang tahu...
pernah dulu hajatku ingin menjadi seorang novelis tersohor...
inginku menyimpan segala karyaku di sini...
namun, itulah realiti penulisanku...
imaginasi tidak selakar realiti...

kehidupanku kini lebih baik di samping sahabat-sahabat
 yang tidak pernah leka untuk menegurku...
alhamdulillah aku memiliki roomate sebaik afikhah...
mungkin perpindahan penginapan itu memberi sedikit daya perubahan untukku...
terima kasih Allah...
di sini aku lebih haus untuk mencari ilmu-ilmu agama
yang sudah lama aku tidak amalkan...
aku seperti kehilangan permata ilmu itu...
aku juga berupaya berkongsi apa yang ada di dada ini...
kini baru ku tahu bentuk perancanganmu yang dulunya aku keliru...
aku tenang di sini...
aku bahagia...
aku selesa...
salahkah aku meneruskan rasa ini??

kata emak teruskan sahaja ko-k itu...
jaga diri sebagai seorang wanita islam...
mungkin level muslimah ataupun solehah itu terlalu jauh untuk aku kecapi...
tapi, itulah harapan keluargaku...
aku hanya seorang puteri yang diapit 5 putera...
sungguh aku tidak layak...

aku belajar untuk memperbaiki silapku di semester pertama...
silap berfikiran...
khilap kepada Allah...
salah kepada diri sendiri...
serta orang-orang tersayang....

bukan artikel ini ingin ku jual...
cintaku kepada penulisan melebihi puitisnya bicara kata...
bukan hanya cinta dia...
cintaku kepada teman-teman...

aku sedang mengejar kesungguhan...membuktikan aku bisa menjadi diriku sendiri...
impian keluarga tercinta...
bantulah aku...
sokonglah aku...
kerana hanya TEGURAN dan sokongan bisa buatku terbangun...
hatiku juga bukan sekeras batu kerikil...
samakanlah aku dengan siapapun...
terpulang... dan terpulang....
hanya sangkaan yang baik aku harapkan...

andai aku terleka maafkan aku...
dan aku hanya bisa mengatakan
ARTS IS MY SOUL...





Sunday, April 22

lakaran yang belum pasti...






entah kenapa aku banyak memberi waktu untuk bersama nukilanku...
mungkin aku ingin sesuatu untuk berbicara...
bicara sang hati yang tiada noktahnya...
kerana aku tidak pandai untuk berkata-kata
secara realitinya...
jangan paksa aku...

ukiran-ukiran sepatah kata dari dia...
yang kunjung tiba...
aku keliru...aku tertanya-tanya...
untuk apa bicara itu dituju untuk aku??
kenapa tidak si dia?
mungkin hati wanita aku perlu memahaminya...
aku bukan terus yang membabi buta...
motif itu kehendaknya...

dan semakin aku hilangkan rentetan itu,
semakin datang tanpa ulasan
 yang aku kira bolehku genggam sebagai kisah yang tragis...
namun, aku semakin kurang mengerti...
siapa dia di hatimu?
kenapa dia begitu kecewa keranamu?
aku jadi runsing memikirkannya...
perlukah ia datang kepadaku?

aku rela tidak megetahuinya...
daripada aku dikepung rasa tergantung itu...
kenapa aku mesti tahu??
bayangan yang silang berganti...
mendesak aku untuk mengelamun sejuta lautan rasa...
yang aku pinjam sementara...

mungkin dia inginkan ketenangan sebuah perpisahan...
katanya...
tinggalkanlah yang luka...
ya, mustahil aku tidak simpati...
aku juga wanita...
maafkan aku jika aku mengambil senaskah ruang milikmu...
bukan pintaku...
aku rela marathon jauh darimu andai itu pintamu...

aku hiraukan sahaja...
biarlah yang benar menjadi keputusan...
silap dan benar aku hanya bersangka baik kepada semua...
itu hanya terdayaku...
aku jadi malas untuk berantologi dengan segelintir yang menduga kepercayaanku...
aku tetap aku...

genggaman hati yang sedang berkira-kira...
seperti anak kecil yang mengadu...
walaupun aku seperti dekat denganmu...
namun, rekahan jiwa itu perlu kau dalami sedikit...
walaupun bukan semua yang harus dipilih...

remeh sungguh dendaman itu...
kalaupun dia punya tempat di hatimu...
jagaku tetap bertapak di sini..
di mana kau pernah berhenti dan terus menghuni...
menjadi sakti setiaku...


BONGEK!




Saturday, April 21

kerana KEEGOAN itu...




raya 2010 baru rasa dapat bergambar bersama...
sadis sungguh~

maaf adikku...

maafkan aku kerana aku tidak pernah mengungkapkan kata RINDU buatmu...
hampir 6 tahun...
kamu seperti asing disisiku...
mungkin selepas waktu itu yang mengasingkan kita...
 bertengkar, bertikam lidah...
seawal kau berumur 12 tahun...
tangisanmu aku hiraukan...
sewaktu dirimu menduduki peperiksaan Sijil Darjah Enam Agama
aku tidak peduli...
sehingga kini...

dan sekarang...
 sehinggalah kau menjejak umur 17 tahun...
terasa diriku kesepian tanpamu...
tersangat aku rasakan saat ini...
 aku dapat bersalaman denganmu ketika kau pulang ke kampung sahaja...
selebihnya ketika bermaafan di hari raya...
tiada pelukan dariku untukmu...
kerana aku tahu kau tidak ingin memelukku...
walaupun dalam hati aku rindu sentuhan kemaafan darimu...

kejurangan hubungan ini mendapat tegahan dari ibuku...
berkali-kali emak memintaku berbaik dengannya...
mungkin aku yang perlu mengalah...
tapi aku EGO...
kau pun EGOIS...
dan lama kelamaan tiada sebarang butir bicara antara kami walaupun tinggal sebumbung...
dan terkadang aku terpaksa memanggil orang lain yang jauh untuk membantuku 
walau aku tahu kau hanya berada sejengkal sahaja berhampiranku...

walau tiada lagi patah bicaraku untukmu kekanda...
tapi, ketahuilah aku sangat merinduimu...
tiada lagi gurauan kita dahulu sewaktu bermain bola...
bermain kereta pasir...
memanjat pokok bersamamu...
aku tahu mungkin terlalu janggal untuk kembali seperti dulu...
kerana kamu telah menginjak dewasa...

kini...
aku bangga denganmu...
terlalu bangga...
kau punya cita-cita yang tinggi...
kau punya matlamat hidup yang tersusun...
kau merancang di usia muda ini...
berbeza dengan abang-abangmu...

selalu kutitipkan doa buatmu...
agar kasih ini sampai kepadamu...
kau seorang pejuang Allah...
pendamping keluarga...
seorang penghafaz Al-Quran seperti kedua-dua abangmu...
terima kasih kerana ingin membawa keluarga ini ke taman syurga...
syurga abadi Allah...
tetapi, sungguh aku tidak layak mengimpikan syurga itu...

aku ikhlas menyayangimu...
kerana Allah...
kerana kau darah dagingku...
kerana kau penyambung pejuang Islam nanti...

ya Allah redhakanlah semuanya...
aku rindu adik lelaki kesayanganku...







Friday, April 13

aku redha walau sampai bilapun...






hati bertaup pedih...
sepedih ulu hatiku menahan rasa perit itu...
sabar...
sabar...
aku perlu terus sabar...
demi Allah, terlalu sakit rasa itu...
tiada lagi air mata...
kerana sudah kering...
jauh dari sudut hasad hatiku...
aku penat melaluinya...
sungguh aku letih...

hanya Emak sahaja yang memahami rasa ini...
hanya ibuku sahaja yang tahan kerenahku...
abahku hanya mampu solat hajat sahaja kerana tak tahan melihatku...
dari pandangannya aku tahu...
mereka kasihan...
tapi apakan daya ini...
mungkin aku terlalu banyak dosa...

sudahku usahakan...
hanya Allah penemanku...
kini, aku sendirian...
tiada pelukan ibu yang bisa aku kurangkan kesakitan ini...
tiada lagi sapuan dan urutan oleh dia...
berjaga malam hanya untuk aku...
tanpa rasa jemu...
tanpa mengira waktu...

adakalanya aku berputus asa...
namun, aku terus bersabar...
kerana tersimpul dalam nikmat dan hikmahnya...
aku menangis dalam hati...
mencari erti redha dan sematkan dalam hati...
mungkin orang lain tidak memahami...
terima kasih ya Rabbi...

Wednesday, April 4

pimpinlah daku...






selembut nadiku berdenyut lagi...
denyutan kedamaian...
ya, aku juga resah menantimu...
menanti setiap hadirmu bisa kunjung dengan senyuman itu...

bukan juga aku sengaja mahu mendampingimu...
dengan begitu mudah...
aku tahu....
dari dahulu sejak pertama aku mengenalimu dengan nama...
saat pertama kali aku melihatmu...
aku simpan dahulu...
mungkin hanya mainan perasaanku...
aku silap ketika itu...

hingga kini,
aku tetap melindungkan rasa ini...
takut jiwaku tersasar...
aku berimaginasi dalam hati...
ukurlah baju di badan sendiri...

entah yang keberapa bulan...
aku setia menanti...
dan setiap kali itu aku mengingatkan diri ini...
kau bukan milikku...
hanya angan-angan kosong waktu dahulu...

mungkin mudah bagimu berundur pergi sejuta langkah...
tapi sukar bagiku walaupun selangkah...
pimpinlah aku...
bimbinglah diri ini...
ke jalan yang diredhai...

aku ikhlas untuk merealitikan sesuatu...
kerana aku juga manusia punya hati...
menyayangi serta memohon sebuah doa...
kerana hanya itu senjata dan ubatnya...

mendampingiku bukan hanya pada realiti...
pimpinlah aku dalam hati sanubari...
yang lebih terkesan pada hati...
membuah setangkai imaginasi...
melakar kebahagiann insani...

walau lamanya dirimu jauh dari pandangan dan bersembunyi...
tetap terasa dekatnya dikau di hati ini...






Monday, April 2

hamparan bisikan...



di mana lagi harus ku sembunyi....
sembunyi daripada bisikan hatimu...
yang kerap hadir saatku hening....

kemana lagi harusku cari...
carian untuk berselindung dari tarikanmu...
yang kerap terpancar dilubuk pemikiranku...

sungguh aku terpana sejenak...
berbisik di dalam hati...
adakah itu kamu??
kamu yang selalu bermain dihatiku...

kau selalu mengungkapkan kata-kata perit itu...
namun, kau tetap di bayangan mata ini...
kenapa lantas tidak kau menjauh??
menjauh untuk aku bisa memilih...

kau seperti berkata-kata di dalam titi yang rapuh...
tidak seberat hatiku mengangkat sebuah bicara itu...
aku menanti dan kau terus menanti...
di mana lagi??

ingin sahaja aku gagalkan pautan rasa ini...
siapalah aku...
yang ingin mendampingi insan seperti kamu...
arghh, lupakan saja...

aku bermain-main dengan lakaran yang belum pasti...
mungkin aku belum cukup sempurna...
mewarnai sebuah kehidupan kudus...
melatih diri mengikat keimanan yang kuat...
adakala aku bangun...
adakala aku jatuh...
namun, aku cuba untuk tidak pernah memaparkan bendera putih...

aku berimaginasi dengan bayangan masa hadapan...
melukis graf kehidupan yang ku rancang...
mungkinkah terlalu awal??
aku tahu...

ini bukan mainan kasih...
ini bukan hamparan rindu...
kau selalu mengungkapkan untuk pergi...
PERGILAH kamu...
mencari keindahan hidupmu...
aku terima seadanya kamu...

jauhlah kamu dari pandanganku...
supaya aku bisa memadamkan namamu sejenak...
walau aku tahu kau sentiasa mengganggu ruangan ini...
namun, menemui sebuah kebaikan tidak pernah aku abaikan...

Ya Allah, aku melakukan lagha lagi...
aku alpa lagi...
ampunkan aku...